بسم الله الرحمن الرحيم
Hukum sholat 'Ied para ulama berbeda pendapat mengenai hukum nya
1. Menurut Gusti Kanjeng Al-Imam -ay-Syafi'ie maupun Ash-habnya hukumnya sunnah mu-akkad, dan ini adalah juga merupakan kesepakatan semua ulama Syafi'iyyah,begitu juga 3 madzhab lain dan madzhab Adz-Dzohiri yang juga sejalan dengan hukum kesunahan ini .
Terkait ada sekelompok umat anti madzhab (dengan jargon mereka Kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah) yang mengaitkan fatwa Al-Imam Asy-Syafi'i yang secara dhohir dipahami tentang wajib 'ainnya hukum sholat 'ied, insya Allah nanti akan dibahas dibawah.
2. Menurut Abu Sa'id Al-Ishthohri hukumnya fardlu kifayah, dengan kata lain apabila salah seorang saja ada yang sudah melaksanakan sholat 'ied maka gugur kewajiban penduduk ahli balad lainnya, namun apabila tidak ada satupun yang melaksanakannya maka dosa semua penduduk dan menurut syar'ie wajib diperangi (Majmu' Lin-Nawawi V/ 03)
Pendapat ini juga didukung oleh sebagian ulama Hanafiyah dan sebagian ulama madzhab Imam Ahmad .
Setidaknya ini adalah qoul qoul yang terdapat dalam kitab Syafi'iyyah .
Dasar hukum :
Dalam Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab V / 3 disebutkan :
قال المصنف رحمه الله تعالى: صلاة العيد سنة، وقال أبو سعيد الاصطخري هي فرض على الكفاية والمذهب الأول، لما روى طلحة بن عبيد الله رضي الله عنه: «أن رجلاً جاء إلى رسول الله صلى الله عليه وسلّم يسأله عن الإسلام، فقال: خمس صلوات كتبهن الله على عباده، فقال هل عليَّ غيرها؟ قال: لا إلاّ إن تطوع
Berkata kyai mushonnif rohimahulloh ta'ala : Sholat 'Ied itu hukumnya sunnah (dalam banyak kitab lain sunnah mu-akkad), dan ini adalah qoul resmi dalam madzhab Syafi'iyyah, sedang menurut Abu Sa'id Al-Ishthohri hukumnya fardlu kifayah, berdasarkan hadits dari Tholhah Ibn 'Ubaidillah R.A : Sesungguhnya ada seorang laki laki datang kepada Rasulullah shollallaahu 'alaihi wasallam dan bertanya tentang islam, lalu Rasulullah bersabda : "Sholat lima waktu telah ditetapkan oleh Allah untuk hamba hambanya" , lalu laki laki bertanya : Apakah ada yang lain ? , Rasulullah menjawab : "Tidak ada, (sholat) yang lain adalah sunnah" .(الشرح: حديث طلحة رواه البخاري ومسلم، )
Sekaligus kami disini ingin menjelaskan maksud tulisan kami disini adalah dalam rangka untuk menafikan anggapan bahwa hukum sholat 'Ied adalah fardlu 'ain seperti yang telah disangkakan sebagian golongan anti madzhab yang telah kami singgung diatas .
Yang ada justru sebagian ulama menghukumi fardlu kifayah, bukan fardlu 'ain.
Hal ini berdasarkan banyak fatwa diantaranya
وأجمع المسلمون على أن صلاة العيد مشروعة وعلى أنها ليست فرض عين، ونص الشافعي وجمهور الأصحاب على أنها سنة، وقال الاصطخري : فرض كفاية، فإن قلنا: فرض كفاية قوتلوا بتركها، وإن قلنا: سنة لم يقاتلوا على أصح الوجهين
Dalam Majmu' Lin-Nawawi (V / 3) disebutkan : Telah menjadi kesepakatan ulama bahwa sesungguhnya sholat 'ied adalah sholat yang masy-ru'ah, akan tetapi bukan fardlu 'ain, Al-Imam Asy-Syafi'ie dan Ash-habnya menetapkan sesungguhnya hukumnya sunnah, sedang menurut Al-Ishthohri hukumnya fardlu kifayah dst ...
Keterangan dalam kitab lain silakan diterjemah sendiri yah .... (penulis juga manusia, jarinya pegel :D)
Roudlotut Tholibin II / 3
كتاب صلاة العيدين
هي سنة على الصحيح المنصوص . وعلى الثاني: فرض كفاية. فإن اتفق أهل بلد على تركها، قوتلوا إن قلنا: فرض كفاية. وإن قلنا: سنة، لم يقاتلوا على الأصح،
Minhajul Qowim I / 263
(هي سنة) مؤكدة على كل مكلف وإن لم تلزمه الجمعة، فلا إثم ولا قتال بتركها، وتسن حتى للحاج بمنى لكن فرادى لا جماعة
Mughnil Muhtaj I / 421
(هي سنةٌ) لقوله للسائل عن الصلاة: «خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللَّهُ تَعَالَى عَلَى عِبَادِهِ» . قال له: هل عليّ غيرها؟ قال: «لاَ إِلاَّ أن تطوَّعَ» . ( مؤكدة) لمواظبته عليها. (وقيل فرض كفاية) نظراً إلى أنها من شعائر الإسلام ولأنها يتوالى فيها التكبير فأشبهت صلاة الجنازة، فإن تركها أهل البلد أثموا وقُوتلوا على الثاني دون الأول. وأجمع المسلمون على أنها ليست فرض عين
Dan masih banyak lagi kitab kitab lain yang intinya sama dangan kitab kitab diatas.
Terkait Dhawuh dari Gusti Kanjeng Al-Imam Asy-Syafi'ie yang sering dipakai hujjah golongan anti madzhab sebagaimana yang kami nuqil dari sebuah artikel :
"Al-Imam Asy-Syafi’I mengatakan dalam Mukhtashar Al-Muzani: “Barangsiapa memiliki kewajiban untuk mengerjakan Shalat Jum’at, wajib baginya untuk menghadiri shalat 2 hari raya. Dan ini tegas bahwa hal itu wajib ‘ain.”
Kami menemukan sedikit keterangan tentang maksud dari dhawuh beliau sebagai berikut :
Masih dalam Majmu' Lin-Nawawi V / 3 disebutkan
وأما قول الشافعي في «المختصر» (من وجب عليه حضور الجمعة وجب عليه حضور العيدين) فقال أصحابنا: هذا ليس على ظاهره، فإن ظاهره أن العيد فرض عين على كل من تلزمه الجمعة، وهذا خلاف إجماع المسلمين، فيتعين تأويله، قال أبو إسحاق : من لزمته الجمعة حتماً لزمه العيد ندباً واختياراً، وقال الاصطخري معناه من لزمته الجمعة فرضاً لزمه العيد كفاية، قال أصحابنا: ومراد الشافعي أن العيد يتأكد في حق من تلزمه الجمعة.
Adapun dhawuh dari Gusti Kanjeng Al-Imam Asy-Syafi'ie yang terdapat dalam kitab Al-Muhtashor Al-Muzani : "Barang siapa memiliki kewajiban untuk menghadiri sholat jum'at maka wajib baginya untuk menghadiri sholat dua hari raya" , Terkait dhawuh ini Ash-habul Muallif kitab dhawuh : Dhawuh dari Gusti Kanjeng Al-Imam Asy-Syafi'ie ini maksudnya tidak seperti dhohirnya, maksud dhohirnya adalah Sesungguhnya sholat 'ied itu hukumnya fardlu 'ain bagi setiap orang yang terkena kewajiba sholat jum'ah, kalau diartikan secara textual tentu akan menyelisihi ijma' (kesepakatan) kaum muslimin .
Maksud dari dhawuh itu adalah kembali kepada ulama yang menta'wili masing masing,
Jika menurut Kanjeng Saikh Abi Ishaq maka artinya : Barang siapa dihukumi wajib 'ain untuk menghadiri sholat jum'at maka orang tersebut dihukumi sunnah untuk menghadiri sholat 'ied
Jika menurut kang Imam Al-Isthohri maka : Barang siapa dihukumi wajib 'ain untuk menghadiri sholat jum'at maka orang tersebut dihukumi wajib kifayah untuk menghadiri sholat 'ied
Menurut Ashhabun Nawawi yang dimaksud dhawuhnya Gusti Kanjeng Al-Imam Asy-Syafi'ie adalah bahwa sesungguhnya sholat 'ied itu penting dihadiri bagi orang yang punya kewajiban menghadiri sholat jum'ah .
Keterangan yang sama dalam kitab lain :
Mughnil Muhtaj I / 421
وأما قول الشافعي رضي الله تعالى عنه: إن من وجب عليه حضور الجمعة وجب عليه حضور العيدين، فمحمول على التأكيد
Syarkh Al-Bahjah pada awal baba sholat
وَحَمَلُوا نَقْلَ الْمُزَنِيّ عَنْ الشَّافِعِيِّ أَنَّ مَنْ وَجَبَ عَلَيْهِ حُضُورُ الْجُمُعَةِ وَجَبَ عَلَيْهِ حُضُورُ الْعِيدَيْنِ عَلَى التَّأْكِيدِ
Roudlotut Tholib bab sholat
وَحَمَلُوا نَقْلَ الْمُزَنِيّ عَنْ الشَّافِعِيِّ أَنَّ مَنْ وَجَبَ عَلَيْهِ حُضُورُ الْجُمُعَةِ وَجَبَ عَلَيْهِ حُضُورُ الْعِيدَيْنِ عَلَى التَّأْكِيدِ فَلَا إثْمَ وَلَا قِتَالَ بِتَرْكِهَا
Dan kitab kitab lain masih banyak lagi.
Walaahu A'lamu Bishshowaab
Imam Tontowi
66253
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
85. HUJAN SAAT SHALAT JUM'AT DIJALAN
📚🅜🅐🅢🅐🅘🅛 🅢🅐🅝🅣🅡🅘📿 PERTANYAAN Kang santri yang shalat jum'atnya di jalan raya tiba-tiba turun hujan. Apa yang harus dilak...
-
81. SOAL Bagaimana hukumnya menambah "wawu" ketika adzan pada lafadh أشهد أنّ محمدا رسول الله JAWAB Hukumnya tidak disunahk...
-
189. SOAL : Bagaimana hukumnya meminjam korek api atau bulpoin untuk dipakai padahal dapat mengurangi isinya ? JAWAB : Sah, karena yan...
-
PENDAHULUAN BAB I : THAHARAH BAB II : NAJASAH BAB III : WUDLU BAB IV : TAYAMMUM BAB V : MANDI BAB VI : SHOLAT BAB VII : SHOLAT...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus